Bimtek Alat Mesin Pertanian, Andi Akmal Pasluddin Sampaikan Agar Petani Bone Mampu Memperbaiki Mesin Pertaniannya Sendiri
Jakarta — Anggota Komisi IV DPR RI, Andi Akmal Pasluddin, bekerjasama dengan Kementerian Pertanian Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian menyelenggarakan Bimbingan Teknis kepada petani di Kabupaten Bone agar nantinya para petani mampu mengantisipasi dan mengatasi kerusakan Alat Mesin Pertanian (Alsintan).
Adapun peserta yang hadir, ada ratusan dari perwakilan kelompok tani di Kabupaten Bone yang telah menerima bantuan Alsintan dari pemerintah melalui Kementan.
“Saya mengharapkan, petani di Bone mampu memperbaiki mesin pertaniannya sendiri setelah mengikuti Bimtek. Bimtek ini menghadirkan perwakilan PT Kubota untuk membimbing cara memperbaiki Alsintan secara mandiri. Jadi setelah kegiatan ini, peserta diharapkan memiliki kemampuan pengetahuan baru terhadap penanganan Alsintan sehingga di masa depan lebih efektif dan efisien dalam penanganan”, tutur Akmal mengawali sambutannya.
Bimbingan Teknis Prasarana dan Sarana Pertanian bertema Kiat Mengantisipasi dan Mengatasi Kerusakan Alsintan Secara Mandiri itu dihadiri oleh; Andi Tenriawaru (Kabid Prasarana dan Sarana Pertanian Bone), Gunawan Suhendro (Kabid Prasarana dan Sarana Kementerian Pertanian RI), dan Agung dari PT Kubota.
Akmal menerangkan, sesuai data yang terkonfirmasi di Kementan bahwa bantuan yang diberikan sejak tahun 2016 hingga tahun 2022 sebanyak 1.486 unit traktor roda 2, 982 unit pompa air, 130 unit traktor R4, 96 unit Com Planter, 101 unit R Transplanter, 173 unit Cultivator, 4 unit Excavator, dan 10.900 unit Handsprayer.
Politisi PKS ini menambahkan, selain dapat mengatasi Alsintan, petani juga bisa mengasuransikan lahan pertanian. Bahkan dengan ternak sapi sebelum tertimpa musibah, untuk lahan pertanian satu hektar pemerintah bayar 6 juta, petani hanya bayar premi asuransi 36 ribu karena pemerintah subsidi 144 ribu dari total asuransi 180.000 per hektar untuk lahan pertanian.
Begitu juga dengan ternak sapi dan kerbau premi asuransi Rp 200 ribu, pemerintah mensubsidi 160 ribu. Petani hanya bayar premi Rp 40 ribu, ketika hewan ternak bermasalah, asuransi ganti dengan biaya 10 juta ketika mati. Jika sapi dipotong karena penyakit, asuransi bayar Rp 5 juta.
Dr. Andi Akmal Pasluddin, SP, MM.
Anggota DPR RI Komisi IV FPKS
www.andiakmalpasluddin.id
Dapil Sulawesi Selatan II
HP: 0811 464 700