Kenaikan Harga Pangan Masih Berlanjut Mengawali Tahun 2022, Andi Akmal Minta Solusi Kongkrit, Bukan Saling Menyalahkan
Jakarta — Anggota Komisi IV DPR RI, Andi Akmal Pasluddin, menanggapi awal tahun 2022 disambut dengan kenaikan harga pangan di berbagai komoditas mulai dari gabah, jagung, cabai, telur, minyak goreng dan lainnya, meminta agar pemerintah menemukan solusi konkrit dan tidak menyalahkan satu sama lain.
Akmal mengatakan, persoalan harga pangan ini ketika pemerintah dikritisi, sebagai contoh Kementerian Pertanian, maka akan ada pendapat yang berkelit bahwa persoalan harga ini tanggung jawab Kementerian Perdagangan. Bahkan kepala negara sendiri beberapa hari lalu menunjukkan rasa kesalnya yang dipublikasi dengan pernyataan harga minyak goreng harus tetap terjangkau, jika perlu Mendag melakukan operasi pasar.
“Saat ini yang dibutuhkan adalah solusi konkrit, bukan wacana. Rakyat sudah menunggu lama soal perbaikan tataniaga pangan ini. Harap-harap rakyat pada penurunan harga pangan ini sudah terlalu lama hingga berganti tahun, karena mereka telah mengalami penurunan daya beli sebagai dampak akibat pandemi covid-19 yang tidak kunjung selesai”, tutur Akmal.
Politisi PKS ini menerangkan, meski ada momen Nataru yang mengakibatkan makanan minuman jadi penyumbang utama inflasi, akan tetapi bila pondasi ekonomi kerakyatan kita kuat tidak akan terlalu menjadi gejolak yang berarti. Permintaan produk pangan yang melonjak namun suplainya terkontraksi semestinya akan cepat teratasi dan tidak berlarut-larut.
Akmal menyampaikan, dari data BPS yang ia peroleh, kelompok pengeluaran makanan dan minuman, komoditas penyumbang utama inflasi adalah cabai rawit, minyak goreng, dan telur ayam ras. Cabai rawit menyumbang 0,11%, minyak goreng sebesar 0,8%, dan telur ayam ras sebesar 0,05% terhadap inflasi pada Desember 2021.
“Hingga medio Januari tahun 2022 harga pangan masih bergejolak. Saya berharap, koordinasi Kementan, Kemendag, Bulog di bawah naungan Kementerian Perekonomian mesti mampu menyelesaikan persoalan pangan ini. Jangan sampai sesama lembaga pemerintah ini saling tunjuk siapa yang bertanggung jawab untuk menyelesaikan persoalan ini”, kritis Akmal.
Pria kelahiran Bone ini meminta khusus pada Kementerian Pertanian, agar tahun 2022 ini ada perbaikan dari tahun sebelumnya terutama menghadapi persoalan pertanian dan pangan. Permasalahan utama di Kementerian teknis adalah ketersediaan. Bagaimana Kementan mampu memperkuat penyediaan stok pangan dalam negeri dengan produksi yang cukup sehingga Kementerian Perdagangan tidak ada alasan untuk impor sebagai alat instrumen pengendalian harga. Biaya produksi yang menjadi kendala utama para petani kita di Indonesia mesti juga dicarikan solusi dengan efisiensi program serta efektifitasnya sehingga tepat sasaran, tepat jenis, tepat jumlah, tepat harga, tepat tempat, tepat waktu, dan tepat mutu.
Di masa yang akan datang, pemerintah harus lebih siap menghadapi momen hari besar, seperti Nataru, dan Hari raya Iedul Fitri atau Iedul Adha. Tidak perlu lagi ada alasan kenaikan harga pangan bukan karena stok, tapi karena moment hari besar. Mesti dicari solusinya, kestabilan harga pangan, dan kalaupun naik mesti wajar dan durasinya tidak terlalu lama.
Dr. Andi Akmal Pasluddin, SP, MM.
Anggota DPR RI Komisi IV FPKS
www.andiakmalpasluddin.id
Dapil Sulawesi Selatan II
HP: 0811 464 700