Andi Akmal Mendorong Perluasan Lahan dan Insentif Khusus Kepada Para Petani Kedelai Sebagai Upaya Mengantisipasi Dampak Kelangkaan Kedelai Dalam Negeri
Jakarta – Anggota DPR RI Komisi IV, Andi Akmal Pasluddin, mendorong pemerintah agar ada perluasan lahan dan Insentif Khusus kepada petani kedelai. Berbagai kesempatan rapat dengan Kementerian Pertanian di ruang sidang komisi IV pekan ini dan juga di saat kunjungan-kunjungan lapangan dalam fungsi pengawasan, ia meminta hal ini agar ada upaya mengatasi dampak kelangkaan kedelai dalam negeri yang dampaknya bukan saja pada para petani, tapi juga kepada masyarakat terutama pedagang tempe dan tahu.
“Kelangkaan kedelai yang terjadi di sejumlah daerah di Indonesia merupakan persoalan klasik yang terus berulang dari tahun ke tahun. Kondisi alam yang kurang mendukung dan ketergantungan impor semakin memicu persoalan yang tidak kunjung usai karena persoalan ini merupakan persoalan utama pda komoditas kedelai. Saya menyarankan ada perluasan lahan pertanian untuk kedelai dan pemeberian insentif agar petani kedelai melihat ada harapan yang menjanjikan ketika menanam kedelai”, ujar Akmal.
Politisi PKS ini mengatakan, pemerintah perlu menjaga stabilisasi produksi komoditas pangan hingga kondisi ekonomi para petani. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah penentuan harga yang menarik dimana didukung dengan subsidi harga. Tapi semua itu perlu berproses terutama pembinaan dan pendampingan baik petani secara individu maupun secara kelembagaan. Karena hingga saat ini, banyak petani kedelai yang apatis ketika hendak berproduksi, yang di sebabkan tidak ada kejelasan dukungan pemerintah yang menjadikan situasi pasar tidak bersahabat dengan petani lokal”, kata Akmal .
Legislator asal Sulawesi Selatan II ini mengatakan, saat ini pemerintah sudah berupaya dengan regulasi pupuk subsidi, bantuan alat mesin pertanian dan berbagai bantuan di bagian hulu seperti bibit. Tetapi ketika produk luar masuk dengan teknologi yang modern sehingga menghasilkan produksi yang efisien dengan harga bersaing, produk dalam negeri ujungnya tergilas. Jadi solusi subsidi harga menjadi sangat perlu dipertimbangkan untuk memberi motivasi petani agar semakin semangat dalam menanam kedelai.
Saya sangat berharap, komoditas yang menjadi hajat hidup orang banyak ini mesti serius pemerintah menanganinya. Selain beras, kedelai ini juga menjadi andalan konsumsi masyarakat. Pada kuartal I tahun 2001, impor kedelai sebesar 699.730 ton. Masih banyak yang mesti dibenahi untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri akan kedelai.
Dr. Andi Akmal Pasluddin, SP, MM.
Anggota DPR RI Komisi IV FPKS
www.andiakmalpasluddin.id
Dapil Sulawesi Selatan II
HP: 0811 464 700