Andi Akmal Menilai Pemerintah Belum Sepenuhnya Memperhatikan Sektor Pertanian
Jakarta — Anggota Komisi IV DPR Andi Akmal Pasluddin sangat menyayangkan keberpihakan pemerintah kepada sektor pertanian masih di bawah harapan. Segala ekspose yang menyatakan pentingnya sektor pertanian tidak didukung kebijakan yang menjadi bukti bahwa sektor pertanian mendapat dukungan penuh agar menjadi besar demi kemakmuran seluruh rakyat Indonesia.
Yang ia maksud bukti dukungan pemerintah adalah kebijakan anggaran yang masih menganggap sebelah mata sektor pertanian ini. Terbukti dengan eksekusi kebijakan tambahan anggaran sektor pertanian yang hanya 3 Triliun dibandingkan suntikan modal PT Asuransi Jiwasraya yang sebesar 22 Triliun Rupiah.
“Bagaimana pertanian kita bisa besar bila kebijakannya nanggung seperti ini. Sementara Kementan kemarin cuma dapat tambahan Rp. 3 Triliun pada saat bersamaan pemerintah menggelontorkan suntikan Rp. 22 Triliun sebagai modal untuk penyehatan PT Asuransi Jiwasraya. Ini bukti nyata pemerintah belum sepenuhnya memberikan perhatian khusus terhadap sektor pertanian”, jelas Akmal.
“Kalau memang Presiden melihat sektor pertanian sangat penting, harusnya politik anggaran dan keberpihakan itu betul-betul terlihat,” kata politikus PKS ini menambahkan.
Legislator asal Sulawesi Selatan II ini tampak berlaku fair pada kinerja pemerintah bidang pertanian. Terlihat dalam berbagai kesempatan di forum kenegaraan, ia memuji usaha Kementan dalam menjaga pasokan logistik nasional selama masa pandemi.
Meski dinilai berkinerja baik, tetapi Akmal mengatakan masih ada sejumlah pekerjaan rumah bagi Syahrul. Pertama, manajemen internal, yang menurutnya masih berjalan sendiri-sendiri. Dalam beberapa kesempatan, ia pun menilai kebijakan Kementan masih bersifat politis.
“Saya pikir, dia harus lebih memperkuat sinergitas antara eselon 1 dengan stakeholder yang ada,” kata dia.
Kedua, terkait kepastian harga di tingkat petani. Akmal melihat, walau pemerintah sudah memberikan dana ke Perum Bulog untuk menjaga ketahanan pangan dan kepastian harga kepada petani, tetapi terkadang harga komoditas, seperti cabai, bawang, dan jagung masih di bawah harga pembelian pemerintah saat panen raya.
Selama ini, tambah Akmal, produksi sektor pertanian melimpah dan banyak pada sentra-sentranya. Akan tetapi tidak ada yang membeli pada saat panen raya dalam serapan yang signifikan menghabiskan stok di petani.
Ini kan masalah. Dan masalah ini bukan di Kementan sebenarnya, karena Kementan bukan di perdagangan. Persoalan yang paling mendasar pada mindset pemerintah. Mesti ada kesepahaman bersama, yang sudah terbukti nyata di lapangan bahwa sektor pertanian memberikan kontribusi yang cukup besar bagi keberlangsungan bangsa kita. Bila ini sudah dipahami, maka pemerintah tidak perlu ragu lagi untuk memberikan politik anggaran yang signifikan pada sektor pertanian ini.
Dr. Andi Akmal Pasluddin, SP, MM.
Anggota DPR RI Komisi IV FPKS
www.andiakmalpasluddin.id
Dapil Sulawesi Selatan II
HP: 0811 464 700