Andi Akmal Pasluddin Harap Larangan Ekspor Gandum Oleh India Tidak Mempengaruhi Indonesia
BONE – Anggota DPR RI, asal Sulawesi Selatan II, Dr. Andi Akmal Pasluddin, MM, meminta agar pemerintah dapat meyakinkan masyarakat Indonesia berkaitan situasi global terkait pangan yang melanda di berbagai negara. Ia mencontohkan, saat ini India sebagai produsen gandum, telah melarang ekspor komoditas ini disebabkan negara tersebut mengalami lonjakan inflasi makanan ritel hingga mencapai 8,38 persen.
“Saya yakin negara kita ini tidak akan berpengaruh signifikan pada situasi larangan ekspor gandum oleh India. Namun yang terjadi, situasi sulit ini tidak saja terjadi pada satu dua negara. Pandemi covid 19 dan situasi perang Rusia – Ukraina, telah mempengaruhi juga hampir semua negara pada aktivitas perdagangan maupun berkomunikasi. Kondisi inilah yang mesti diwaspadai sehingga kita selalu siap siaga pada aktivitas penjagaan perekonomian dalam negeri”, tutur Akmal.
Legislator asal Sulawesi Selatan II ini menjelaskan, Indonesia bermakanan pokok bukan dari bahan makanan yang barasal dari gandum yang produk turunan berupa roti. Meski nilai importasi Indonesia sebagai negara pengimpor gandum dengan nilai 11,7 juta tiap tahunnya atau setara US$3,45 miliar, namun jenis makanan ini dapat digantikan dengan komoditas lain.
“Masih banyak jenis makanan lain selain roti yang dapat kita konsumsi sehari-hari. Namun demikian, ini mesti menjadi tantangan pemerintah agar kedepannya, dapat memproduksi makanan yang bersumber dari tanaman lokal. Mengkonsumsi makanan yang ditanam dalam negeri akan memperkuat ketahanan pangan nasional”, ungkap Akmal.
Akmal yang kini duduk di Komisi IV dengan salah satu mitranya Kementerian Pertanian ini mengatakan, angka impor gandum Indonesia naik 31,6 persen dibanding tahun sebelumnya tidak akan berpengaruh drastis kepada negara ini terutama pada stabilitas pangan, asal negara ini memang benar-benar fokus pada pengembangan diversifikasi pangan tanaman lokal. Masyarakat memang akan kesulitan untuk untuk membeli produk turunan gandum seperti roti, kue, mie dan lainnya, namun masyarakat kita ini telah mengalami ujian dan cobaan begitu berat sehingga telah terbiasa kreatif menemukan alternatif makanan di sekitarnya. Kebetulan negara ini sangat subur untuk ditanami berbagai komoditas pangan sehingga menjadi salah satu kekuatan yang luar biasa untuk memperkuat kemandirian pangan nasional.
Yang nantinya akan menemui dampak larangan ekspor gandum India sebagai produsen gandum terbesar kedua di dunia, bagi masyarakat Indonesia adalah pada pelaku industri kecil menengah di bidang makanan yang mesti menemukan cara agar selamat dari guncangan tingginya harga bahan baku. Saya berharap, disinilah peran pemerintah hadir untuk memberikan solusi tingginya bahan baku pada pelaku industri makanan minuman dengan memberikan alternatif usaha yang berproduksi pada bahan baku lokal, bukan impor.
Dr. Andi Akmal Pasluddin, SP, MM.
Anggota DPR RI Komisi IV FPKS
www.andiakmalpasluddin.id
Dapil Sulawesi Selatan II
HP: 0811 464 700