Hari Bumi dan Covid-19
Jakarta — Sejak temuan infeksi penyakit virus corona atau yang biasa disebut covid-19 berawal bulan maret 2020 di tanah air, kini memunculkan berbagai persoalan yang sangat kompleks, mulai dari persoalan kesehatan, pangan, energi hingga ekonomi. Anggota DPR RI Fraksi PKS, Andi Akmal Pasluddin, meminta KLHK sebagai lembaga tinggi negara yang memiliki konsentrasi lebih terhadap pengawasan persoalan limbah medis.
Limbah Medis yang penanganan pasien dengan penyakit corona ini memiliki karakteristik yang khusus dalam penanganannya. Hal ini dikarenakan virus ini selain mudah sekali menyebar dan menulari orang-orang di muka bumi, hasil penelitian yang telah diterbitkan New England Journal of Medicine menunjukkan bahwa virus corona bertahan di luar tubuh manusia dalam durasi yang sangat lama cukup untuk menulari manusia. Misal virus ini bila berada di atas kardus, akan bertahan hingga 24 jam, sedangkan bila di atas permukaan plastik atau logam stainless, akan bertahan antara dua hingga tiga hari.
Politisi PKS ini mengatakan, selain persoalan yang menjadi ancaman langsung kehidupan manusia, ada persoalan yang secara tidak langsung tapi berujung pada terganggunya kehidupan manusia akibat bumi sebagai tempat berpijak menjadi terganggu. Persoalan yang secara langsung adalah persoalan ekonomi. Berawal dari social distansing yang memaksa setiap orang tetap di rumah. Pabrik, kantor, restauran, perhotelan, tempat wisata, sarana transportasi publik, semua terbatasi. Semua kegiatan bekerja berbagai sektor terhenti atau terkurangi, Begitu juga proses perdagangan, baik dalam kota, antar kota bahkan antar negara. Kurs mata uang bergejolak. Semua gangguan ini mengganggu persoalan ekonomi baik keluarga, perusahaan hingga negara. Mulai dari usaha mikro, kecil, menengah hingga usaha kelas kakap semua terganggu tidak terkecuali. Hanya sedikit usaha yang menjadi meningkat tapi sangat kecil porsinya seperti usaha pembuatan alat medis termasuk APD dan masker, usaha frozen food, hingga usaha penyedia rapat online.
Setelah ancaman gangguan yang secara langsung menimpa ummat manusia, gangguan secara tidak langsung adalah sampah medis yang berasal dari pasien positif corona. Hasil studi di China, yang merupakan negara pertama terkena wabah ini, menunjukkan penambahan limpah medis yang mencapai hingga 6.066 ton per hari. Pada studi tersebut, penyederhanaan informasinya mengukur bahwa setiap pasien positif corona, menghasilkan limbah medis sebanyak 14,3 kilogram. Bumi yang menampung limbah ini akan bergejolak keras yang akan mengganggu kehidupan manusia akibat ekosistem yang buruk apabila penanganan sampah medis akibat pasien corona tidak di tangani secara baik. Bahkan pembakaran akan berakibat fatal meskipun berasumsi akan membunuh virus, karena racun akibat pembakaran akan memicu penyakit ganas lainnya.
Selain hal negatif akibat corona, Legislator asal Sulawesi Selatan II ini menemukan ada hal menarik dan positif terhadap bumi kita akibat pandemi covid-19. Bumi seolah sedang berpuasa terhadap aktifitas manusia sehingga terjadi perbaikan lingkungan terutama lapisan udara. Berhentinya pabrik, minimalnya jumlah kendaraan yang beroperasi, menjadi pengurangan BBM yang sangat signifikan. Bahkan seluruh dunia menunjukkan, harga minyak mentah turun drastis dalam sejaran dekade terakhir. Gunung Pangrango di Bogor terlihat dari jakarta bila berada di gedung bertingkat yang selama ini tidak pernah terlihat. Lapisan Ozon merapat mesikipun tidak tertutup secara sempurna.
“Selamat Hari Bumi, 22 April 2020. Dibalik segala kesusahan yang dihadapi ummat manusia, Semoga yang maha kuasa secara bersamaan memberi anugerah tempat untuk berpijak dan bernaung segala makhluq hidup termasuk manusia berupa bumi, udara dan air didalamnya yang semakin berkualitas untuk melanjutkan hidup. Pengampunan dan Rasa Syukur kita panjatkan kepada yang maha kuasa untuk mengembalikan segala kebaikan dalam kehidupan kita.”