Andi Akmal Minta Pupuk Subsidi dan HPP Diperbaiki Untuk Kesejahteraan Petani
JAKARTA — Anggota DPR RI Komisi IV, Andi Akmal Pasluddin menyebutkan perlunya kebijakan pemerintah untuk menjaga daya tarik petani untuk meningkatkan produksi melalui kenaikan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) utamanya untuk gabah seperti yang dilakukan untuk jagung yang diikuti penambahan subsidi pupuk yang tepat sasaran.
“Subsidi pupuk ini jangan sampai dikurangi. Ini akan menyakiti jutaan para petani karena mereka ini lagi serius untuk memproduksi pangan untuk kebutuhan masyarakat. Petani saat ini masih menghadapi serba ketidakpastian akibat ketika panen raya tidak ada jaminan harga,” tutur Akmal.
Legislator asal Sulawesi Selatan II ini mengungkapkan, bahwa untuk harga beras atau gabah, HPP-nya perlu dinaikkan. Namun untuk jagung, tambahnya, masih bagus HPP-nya, sehingga ia mencontohkan petani di Sulawesi Selatan masih gemar menanam jagung.
Politisi PKS ini meminta kepada pemerintah, agar Sarana Produksi Pertanian (Saprodi) dapat dibantu oleh pemerintah. Karena saat ini, banyak sekali bahkan mayoritas petani kita masih menggunakan teknologi tradisional. Sedangkan tantangan negara Indonesia dihadapkan pada portofolio lahan antara infrastruktur dan produksi pangan.
“Saya minta subsidi pupuk ini kedapan dapat diselesaikan secara cepat dengan prinsip tepat jenis, tepat jumlah, tepat harga, tepat tempat, tepat waktu, dan tepat mutu. Persoalan pupuk dari tahun ke tahun mesti dapat solusi jika ingin negara kita kuat dalam logistik pangannya,” urai Akmal.
Lebih lanjut anggota DPR yang juga anggota Banggar ini menyarankan, kedepannya, petani negara ini mesti tergabung dalam korporasi. Mereka mesti memiliki daya tawar terhadap harga dengan para pedagang. Jangan sampai harga dikendalikan penuh oleh pedagang, dimana saat ini, para pedagang ini yang menikmati harga tinggi, sedangkan petani hanya menerima harga yang minimalis.
Sumber Daya alam kita ini sangat mumpuni untuk memproduksi pangan. Dengan adanya krisis di negara tetangga dengan berbagai konfliknya, merupakan peluang bagi Indonesia untuk menggenjot produksi pangan, sehingga negara kita menjadi kuat terhadap pangan secara mandiri dan berdaulat. Bahkan kita tidak hanya mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri, tapi juga mampu untuk ekspor ke negara lain. Kementan fokus produksi, kemendag jangan banyak impor, sehingga devisa negara kita bertambah, bukan berkurang.
Dr. Andi Akmal Pasluddin, SP, MM.
Anggota DPR RI Komisi IV FPKS
www.andiakmalpasluddin.id
Dapil Sulawesi Selatan II
HP: 0811 464 700