Safari Gemar Ikan, Andi Akmal Berikan 500 Paket Ikan Olahan
Bone — Legislator asal Sulawesi Selatan II, Andi Akmal Pasluddin melakukan safari gemar ikan yang akan ia lakukan hingga akhir tahun di daerah pemilihannya. Kali ini ia laksanakan di Desa Sanrego, Kecamatan Kahu, Kabupaten Bone dan di hadiri oleh ratusan peserta serta di bagikan paket ikan Olahan. Isi dari paket Olahan ini antara lain abon Bandeng, Bandeng Presto, Tahu Bakso, Nugget ikan, otak-otak ikan.
“Setiap titik insha Allah ada sekitar 500 paket yang akan kita bagikan untuk masyarakat Sulsel agar ada stimulus kecukupan gizi terutama protein. Kita ketahui bahwa protein ini nantinya akan sebagai benteng jasadiyah masyarakat untuk melawan stunting. Dengan adanya kegemaran makan ikan yang menyeluruh di masyarakat, InshaAllah secara tidak langsung kita telah melawan stunting yang masih cukup tinggi di negara kita”, tutur Akmal.
Safari gemar ikan yang di gagas Politisi PKS asal Bone ini turut di hadiri oleh kepala dinas perikanan Ir. Baharuddin M.Si dan Sesditjen KKP Ir. Benny Ahmad Subki. Dengan antusiasnya masyarakat menghadiri safari gemar ikan menunjukkan betapa semangatnya masyarakat dalam menyambut sosialisasi gemar ikan ini.
Akmal melanjutkan, bahwa dengan antusiasme warga dalam sosialisasi gemar ikan, selanjutnya perlu ada program pemerintah yang akan mengkondisikan para masyarakat sekitar pantai yang berprofesi sebagai nelayan untuk meningkatkan kemampuan dan keahliannya dalam menangkap ikan atau bagi masyarakt yang di darat meningkat kemampuannya dalam berbudidaya ikan.
“Acara seperti ini tidak hanya di Sulsel ya. Hampir setiap daerah ada terutama wilayah wilayah yang banyak menghasilkan ikan. Kedepannya ketika masyarakat Indonesia sudah menggemari ikan secara keseluruhan, saya yakin angka stunting nasional akan segera turun”, ucap akmal
Akmal menjelaskan, mempersiapkan generasi emas 2045 bukan hal mudah. Pasalnya, stunting masih menjadi masalah gizi utama bagi bayi dan anak dibawah usia dua tahun di Indonesia. Kondisi tersebut harus segera dientaskan karena akan menghambat momentum generasi emas Indonesia 2045.
Akmal menguraikan detail arti stunting kepada masyarakat bahwa Stunting adalah kekurangan gizi pada bayi di 1000 hari pertama kehidupan yang berlangsung lama dan menyebabkan terhambatnya perkembangan otak dan tumbuh kembang anak. Karena mengalami kekurangan gizi menahun, bayi stunting tumbuh lebih pendek dari standar tinggi balita seumurnya. Tapi ingat, stunting itu pasti bertubuh pendek, sementara yang bertubuh pendek belum tentu stunting.
“WHO atau badan kesehatan dunia menargetkan angka stunting tidak boleh lebih dari 20 persen. Tapi Indoenesia masih di atas 20% atau sekitar 27 %. Saya Berharap kedepannya angka stunting menurun secara cepat karena beberapa tahun terakhir sudah ada penurunan tapi sangat kecil dan lambat. Gemar ikna ini mudah-mudahan menjadi upaya untuk melawan stunting ini”, tutup Andi Akmal Pasluddin.
Dr. Andi Akmal Pasluddin, SP, MM.
Anggota DPR RI Komisi IV FPKS
www.andiakmalpasluddin.id
Dapil Sulawesi Selatan II
HP: 0811 464 700